BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam
bahasa Indonesia, kata metode bisa diartikan cara yang teratur dan terpikir
baik-baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan dan sebagainya).
Pengertian metode yang umum ini dapat digunakan pada berbagai objek, baik
berhubungan dengan pemikiran maupun penalaran akal, atau menyangkut pekerjaan
fisik. Dalam kaitan ini, maka studi tafsir Al Qur’an pun tidak lepas dari
metode, yakni suatu cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai
pemahaman yang benar tentang apa yang dimaksudkan Allah di dalam ayat-ayat Al
Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Di
Indonesia kemampuan membaca Al Qur’an masih harus mendapatkan perhatian khusus.
Banyak penelitian yang membuktikan minimnya penduduk Indonesia yang mampu
membaca Al Quran. Ini sangat ironi karena mayoritas penduduk Indonesia adalah
Islam.
Banyak
sekali metode-metode yang digunakan dalam proses belajar membaca Al Qur’an, hal
ini untuk mempermudah seseorang dalam belajar membaca Al Qur’an. Di antaranya
metode Iqra’, Jibril, Baghdadi, Qiro’ati, An Nahdliyah, dan lain sebagainya.
Dalam makalah ini kami akan membahas tentang metode Baghdadi.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa
Pengertian dari Metode Baghdadi?
2.
Bagaimana
Karakteristik Metode baghdadi?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui
pengertian dari Metode Baghdadi
2.
Mengetahui
Karakteristik Metode Baghdadi
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Metode Baghdadi
Metode
Al baghdady adalah metode tersusun (tarkibiyah). Maksudnya suatu metode yang
tersusun secara berurutan dan merupakan sebuah proses ulang atau lebih dikenal
dengan sebutan metode alif, ba’, ta’. Metode ini adalah metode yang paling lama
muncul dan metode pertama yang berkembang di Indonesia.[2]
Metode
ini disebut juga dengan metode “eja”, berasal dari Baghdad masa pemerintahan
khalifah Bani Abbasiyah. tidak tahu secara jelas dan pasti siapa penyusunnya.
Metode ini berkembang secara merata di tanah air lebih dari seabad.
B.
Karakteristik
Metode Al Baghdady
Metode Al Baghdadi ini memiliki ciri khas yakni
langsung memperkenalkan seluruh huruf-huruf, dan saat huruf-huruf tersebut
diberi tanda baca vocal (fathah, kasroh, dlommah- suku kata tersebut dieja
mempergunakan istilah aslinya.[3]
Teknik Al Baghdadi dibuat untuk memudahkan
setiap lapisan masyarakat mempelajari Al Qur’an. Model bukunya menggunakan
sistem Struktur, Analisa dan Sintesis atau SAS, padat dan ringkas serta kreatif
melalui penemuan Alat Bantu Mengajar atau ABM yang biasanya disebut alat ketuk.
Alat
ketuk ini dipercayai boleh menarik minat siswa untuk belajar Al Qur’an dengan
cara yang lebih menyenangkan serta merangsang kreativitas.[4]
Alat Ketuk adalah satu alat bantu mengajar yang bertujuan
memberikan kesan yang lebih baik di dalam proses pengajaran dan pembelajaran
Al-Quran. Tenik ketukan didapati mampu mendisiplinkan pembaca Al-Quran untuk
menguasai bacaan dengan lebih fasih dan tertib serta mampu melahirkan pembaca
yang berdisiplin di dalam bacaannya.[5]
Buku metode Al-Baghdady hanya terdiri dari satu
jilid dan biasa dikenal dengan sebutan Al-Qur’an kecil atau Turutan.
Hanya sayangnya belum ada seorangpun yang mampu mengungkap sejarah penemuan,
perkembangan dan metode pembelajaranya secara detail sampai saat ini.
Cara
pembelajaran metode ini dimulai dengan mengajarkan huruf hijaiyah, mulai
dari alif sampai ya’. Dan pembelajaran tersebut diakhiri dengan membaca juz ‘Amma.
Dari sinilah kemudian santri atau anak didik boleh melanjutkan ketingkat
yang lebih tinggi yaitu pembelajaran Al-Qur’an besar atau Qaidah Baghdadiyah.
Secara dikdatik, materi-materinya
diurutkan dari yang kongkrit ke abstrak, dari yang mudah ke yang sukar, dan
dari yang umum sifatnya kepada materi yang terinci (khusus). Secara garis
besar, Qa'idah Baghdadiyah memerlukan 17 langkah. 30 huruf hijaiyyah selalu
ditampilkan secara utuh dalam tiap langkah. Seolah-olah sejumlah tersebut
menjadi tema central dengan berbagai variasi. Variasi dari tiap langkah
menimbulkan rasa estetika bagi siswa (enak didengar) karena bunyinya bersajak
berirama. Indah dilihat karena penulisan huruf yang sama. Metode ini diajarkan
secara klasikal maupun privat.
Cara pembelajaran dengan metode al Baghdadi ini adalah :
a)
Hafalan. Jadi para siswa siswi diharuskan untuk
menghafal terhadap materi yang sudah dipelajari pada setiap kali pertemuan.
setelah pertemuan berikutnya para siswa untuk menyetorkan hafalannya di depan
kelas dan disimak oleh seorang guru.
b)
Dengan mengeja. Jadi setiap kali pertemuan seorang
guru menulis dipapan tulis terhadap materi, lalu membacakannya dengan mengeja,
siswa-siswi menirukan sehingga terjalin komunikasi antara guru dan murid.
c)
Modul. Para siswa diberi modul untuk dipelajari dan
dibaca atau bahkan menulis terhadap materi yang sudah dipelajari .
d)
Tidak Variatif.
e)
Pemberian Contoh yang absolute.
Berkenaan dengan metode al Baghdady ini
terdapat kelebihan dan kekurangan dalam proses belajar huruf Al Qur’an.
Adapun keklebihannya antara lain :
1)
Siswa akan mudah dalam belajar karena sebelum
diberikan materi, siswa sudah hafal huruf - huruf hijaiyah.
2)
Siswa yang lancar akan cepat melanjutkan pada materi
selanjutnya karena tidak menunggu orang lain.
3)
Bahan/materi pelajaran disusun
secara sekuensif.
4)
Pola bunyi dan susunan huruf (wazan)
disusun secara rapi.
5)
Ketrampilan mengeja yang
dikembangkan merupakan daya tarik tersendiri.
6)
Materi tajwid secara mendasar
terintegrasi dalam setiap langkah
Sedangkan
kekurangan metode Al Baghdady adalah :
a) Membutuhkan waktu yang
lama karena harus menghafal huruf hijaiyah dan harus dieja.
b) Siswa kurang aktif
karena harus mengikuti guru dalam membaca.
c) Kurang Variatif karena
menggunakan satu jilid saja.
d) Qa'idah Baghdadiyah
yang asli sulit diketahui, karena sudah mengalami beberapa modifikasi kecil.
e) Penyajian materi
terkesan menjemukan.
f) Penampilan beberapa
huruf yang mirip dapat menyulitkan pengalaman siswa.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Metode Al baghdady adalah
metode tersusun (tarkibiyah). Maksudnya suatu metode yang tersusun secara
berurutan dan merupakan sebuah proses ulang atau lebih dikenal dengan sebutan
metode alif, ba’, ta’. Metode ini adalah metode yang paling lama muncul dan
metode pertama yang berkembang di Indonesia.
Metode Al Baghdadi ini
memiliki ciri khas yakni langsung memperkenalkan seluruh huruf-huruf, dan saat
huruf-huruf tersebut diberi tanda baca vocal (fathah, kasroh, dlommah- suku
kata tersebut dieja mempergunakan istilah aslinya.
DAFTAR
PUSTAKA
Baidan,
Nashruddin. Metodologi Penafsiran Al-Qur’an. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar. 2005.
[1]
Nashruddin Baidan, Metodologi Penafsiran Al Qur’an, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2005), h. 1.
[2]
http://metode-alhidayah.blogspot.com/2009/05/latar-belakang-kelahiran-metode-al.html
[3]http://metode-alhidayah.blogspot.com/2009/05/latar-belakang-kelahiran-metode-al.html
[4]http://www.albaghdaditeknik.com/p/pembelajaran-al-quran-teknik-al.html
wah makasih yaaa infonya bermanfaat... :)
BalasHapusnompang copas ya gan,hee :D
BalasHapusIzin copas ya hee
BalasHapusInsyaAllah bermanfaat