Senin, 14 Mei 2012

Supervisi Pendidikan Islam

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Supervisi pendidikan atau yang lebih dikenal dengan pengawasan pendidikan memiliki konsep dasar yang saling berhubungan. Dalam konsep dasar supervisi pendidikan dijelaskan beberapa dasar-dasar tentang konsep supervisi pendidikan itu sendiri. Pendidikan berbeda dengan mengajar, pendidikan adalah suatu proses pendewasaan yang dilakukan oleh seorang pendidik kepada peserta didik dengan memberikan stimulus positif yang mencakup kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sedangkan pengajaran hanya mencakup kognitif saja artinya pengajaran adalah suatu proses pentransferan ilmu pengetahuan tanpa membentuk sikap dan kreatifitas peserta didik.
Oleh karena itu, pendidikan haruslah diawasi atau disupervisi oleh supervisor yang dapat disebut sebagai kepala sekolah dan pengawas-pengawas lain yang ada di departemen pendidikan. Pengawasan di sini adalah pengawasan yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja para pendidik dan pegawai sekolah lainnya dengan cara memberikan pengarahan-pengarahan yang baik dan bimbingan serta masukan tentang cara atau metode mendidik yang baik dan professional.
Dalam perkembangannya supervisi pendidikan memberikan pengaruh yang baik pada perkembangan pendidikan di Indonesia, terutama pendidikan Islam sebagaimana konsentrasi pembahasan pada mata kuliah ini dan juga pembahasan yang dikupas didalamnya, sehingga para pendidik memiliki kemampuan mendidik yang kreatif, aktif, efektif dan inovatif. Dan dengan adanya mata kuliah supervisi pendidikan Islam pada institusi yang bergerak dalan bidang pendidikan akan lebih menunjang para mahasiswa untuk mengetahui bagaimana mengawasi atau mensupervisi pada pendidikan yang baik.
Dalam makalah ini akan saya paparkan beberapa konsep dasar tentang supervisi pendidikan Islam, akan tetapi dengan keterbatasan referensi yang berkaitan dengan supervisi pendidikan Islam secara langsung, penulis akan membahasan supervisi pendidikan secara global saja, beserta sub-subnya yang semuanya sudah saya sebutkan dalam rumusan masalah dibawah ini.

B.    Rumusan Masalah
1.    Apa saja konsep dasar supervisi pendidikan Islam
2.    Bagaimana pengertian supervisi pendidikan Islam
3.    Apa tujuan supervisi pendidikan Islam
4.    Apa prinsip supervisi pendidikan Islam
5.    Bagaimana peranan supervisi pendidikan Islam
6.    Apa saja jenis supervisi pendidikan Islam

C.    Tujuan Masalah
1.    Untuk mengetahui apa saja konsep dasar supervisi pendidikan Islam
2.    Untuk mengetahui bagaimana pengertian supervisi pendidikan Islam
3.    Untuk mengetahui tujuan supervisi pendidikan Islam
4.    Untuk mengetahui apa prinsip supervisi pendidikan Islam
5.    Untuk mengetahui bagaimana peranan supervisi pendidikan Islam
6.    Untuk mengetahui apa saja jenis supervisi pendidikan Islam

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Supervisi Pendidikan
1. Pengertian Supervisi Pendidikan
Dilihat dari sudut etimologi supervisi berasal dari kata .super dan vision yang masing-masing kata itu berarti atas dan penglihatan. Jadi secara etimologis, Supervisi adalah penglihatan dari atas. Pengertian itu merupakan arti kiasan yang menggambarkan suatu posisi yang melihat berkedudukan lebih tinggi dari pada yang dilihat.
Orang yang berfungsi memberi bantuan kepada guru-guru dalam menstimulir guru-guru kearah usaha mempertahankan suasana belajar mengajar yang lebih baik kita sebut Supervisor. Semua guru tetap pada statusnya sebagai guru, tetapi bila suatu saat ia berfungsi membantu guru memecahkan persoalan belajar dan mengajar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan, maka pada saat itu ia berfungsi sebagai Supervisor.
Dalam bukunya Good Carter, Dictionary of Education, supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas-petugas lainnya, dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulir, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran dan metode mengajar dan evaluasi pengajaran.
Menurut H. Burton dan Leo J. Bruckner, supervisi adalah .suatu teknik yang tujuan utamanya mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.  Sedangkan menurut Kimball Wiles, mendefinisikan .supervisi yaitu bantuan dalam perkembangan dari belajar mengajar yang baik.
Menurut Ngalim Purwanto, supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.  Supervisi diartikan .sebagai pelayanan yang disediakan oleh pemimpin untuk membantu guru-guru, orang yang dipimpin agar menjadi guru (personil) yang cakap sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan pendidikan khususnya agar mampu meningkatkan efektivitas proses belajar mengajar disekolah.  Jadi, supervisi adalah sebagai suatu usaha layanan dan bantuan berupa bimbingan dari atasan (kepala sekolah) kepada personil sekolah (guru-guru) dan petugas sekolah lainnya.
Supervisor sebagai pengawas pendidikan bertindak sebagai stimulator, pembimbing dan konsultan bagi guru-guru dalam perbaikan pengajaran dan menciptakan situasi belajar mengajar yang baik. Selain itu juga supervisi diharapkan mampu membawa dampak perkembangan yang baik bagi kemajuan proses pengajaran melalui peningkatan kurikulum yang ada disekolah sebagai salah satu sarana dalam meningkatkan mutu pendidikan.

2. Tujuan Supervisi Pendidikan

Dalam melakukan suatu pekerjaan orang yang terlibat dalam pekerjaan itu harus mengetahui dengan jelas apakah tujuan pekerjaan itu, yaitu apa yang hendak dicapai. Dibidang pendidikan dan pengajaran seorang supervisor pendidikan harus mempunyai pengetahuan yang cukup jelas tentang apakah tujuan supervisi itu.
Tujuan umum supervisi pendidikan adalah memperbaiki situasi belajar mengajar, baik belajar para siswa, maupun situasi mengajar guru.  Wiles dan W.H. Burton sebagaimana dikutip oleh Burhanuddin mengungkapkan bahwa tujuan supervisi pendidikan adalah .membantu mengembangkan situasi belajar mengajar kearah yang lebih baik. Tujuan supervisi pendidikan tidak lain adalah untuk meningkatkan pertumbuhan siswa dan dari sini sekaligus menyiapkan bagi perkembangan masyarakat.
Amatembun merumuskan tujuan supervisi pendidikan (dalam hubungannya dengan tujuan pendidikan nasional) yaitu .membina orang-orang yang disupervisi menjadi manusia-manusia pembangunan yang dewasa yang berpancasila.
Yushak Burhanuddin mengemukakan bahwa tujuan supervisi pendidikan adalah .dalam rangka mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik melalui pembinaan dan peningkatan profesi mengajar, secara rinci sebagai berikut:
a.    Meningkatkan efektifitas dan efisiensi belajar mengajar
b.    Mengendalikan penyelenggaraan bidang teknis edukatif disekolah sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan kebijakan yang telah ditetapkan
c.    Menjamin agar kegiatan sekolah berlangsung sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sehingga berjalan lancar dan memperoleh hasil optimal.
d.    Menilai keberhasilan sekolah dalam pelaksanaan tugasnya
e.    Memberikan bimbingan langsung untuk memperbaiki kesalahan, kekurangan, dan kehilafan serta membantu memecahkan masalah yang dihadapi sekolah, sehingga dapat dicegah kesalahan yang lebih jauh.
Pelaksanaan supervisi dalam lapangan pendidikan pada dasarnya bertujuan memperbaiki proses belajar mengajar secara total.  Dalam hal ini bahwa tujuan supervisi tidak hanya memperbaiki mutu mengajar guru, akan tetapi juga membina pertumbuhan profesi guru dalam arti luas termasuk pengadaan fasilitas yang menunjang kelancaran pembelajaran, meningkatkan mutu pengetahuan dan keterampilan guru, memberikan bimbingan dan pembinaan dalam pelaksanaan kurikulum, pemilihan dan penggunaan metode mengajar dan teknik evaluasi pengajaran.

3. Fungsi Supervisi Pendidikan

Tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu proses kerjasama hanyalah merupakan cita-cita yang masih perlu diwujudkan melalui tindakan-tindakan yang nyata. Begitu juga seorang supervisor dalam merealisasikan program supervisinya memiliki sejumlah tugas dan tanggungjawab yang harus dijalankan secara sistematis. Menurut W.H. Burton dan Leo. J. Bruckner sebagaimana dikutip oleh Piet A. Sahertian menjelaskan bahwa fungsi utama supervisi adalah menilai dan memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi hal belajar.  Menurut Swearingen, terdapat 8 (delapan) hal yang menjadi fungsi supervisi pendidikan yakni:
a. Mengkoordinasikan semua usaha sekolah
b. Memperlengkapi kepemimpinan sekolah
c. Memperluas pengalaman guru-guru
d. Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif
e. Memberi fasilitas dan penilaian yang terus menerus
f. Menganalisis situasi belajar mengajar
g. Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada setiap anggota staf
h. Mengintegrasikan tujuan pendidikan dan membantu meningkatkan mengajar guru-guru.
Sesuai dengan fungsinya, supervisi harus bisa mengkoordinasikan semua usaha-usaha yang ada dilingkungan sekolah. Ia bisa mencakup usaha setiap guru dalam mengaktualisasikan diri dan ikut memperbaiki kegiatan-kegiatan sekolah. Dengan demikian perlu dikoordinasikan secara terarah agar benar-benar mendukung kelancaran program secara keseluruhan. Usaha-usaha tersebut baik dibidang administrasi maupun edukatif, membutuhkan keterampilan supervisor untuk mengkoordinasikannya, agar terpadu dengan sasaran yang ingin dicapai. Oteng Sutisna mengemukakan beberapa fungsi supervisi :
a. Sebagai penggerak perubahan
b. Sebagai program pelayanan untuk memajukan pengajaran
c. Sebagai keterampilan dalam hubungan manusia
d. Sebagai kepemimpinan kooperatif.
Supervisi sebagai penggerak perubahan ditujukan untuk menghasilkan perubahan manusia kearah yang dikehendaki, kemudian kegiatan supervisi harus disusun dalam suatu program yang merupakan kesatuan yang direncanakan dengan teliti dan ditujukan kepada perbaikan pembelajaran.
Terkait dengan itu, proses bimbingan dan pengendali maka supervisi pendidikan menghendaki agar proses pendidikan dapat berjalan lebih baik efektif dan optimal. Adapun indikasi lebih baik itu diantaranya adalah:
a. Lebih mempercepat tercapainya tujuan
b. Lebih memantapkan penguasaan materi
c. Lebih menarik minat belajar siswa
d. Lebih baik daya serapnya
e. Lebih banyak jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar
f. Lebih mantap pengelolaan administrasinya
g. Lebih mantap pemanfaatan media belajarnya.
Menurut Zakiah Drajat ada tiga fungsi supervisor yaitu .fungsi kepemimpinan, fungsi pembinaan dan fungsi pengawasan.  Fungsi kepemimpinan kepala sekolah bertindak sebagai pencipta hubungan yang harmonis dikalangan guru-guru dan karyawan, pendorong bagi kepribadian guru dan karyawan sebagai pelaksana kegiatan belajar, pelaksana dalam pengawasan, dan pelaksana dalam penempatan atau pemberian tugas dan tanggung jawab terhadap guru dan karyawan.
Fungsi pembinaan berarti kepala sekolah meningkatkan kemampuan profesi guru dalam bidang pengajaran, bimbingan dan penyuluhan dalam bidang pengelolaan kelas. Sedangkan fungsi pengawasan diartikan sebagai membina pengertian melalui komunikasi dua arah lebih menjamin terlaksananya kegiatan sesuai dengan program kerja.
Jadi dari beberapa pendapat diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa inti dari fungsi supervisi pendidikan adalah ditujukan untuk perbaikan dan peningkatan pembelajaran.

4. Prinsip Supervisi Pendidikan

Seorang pemimpin pendidikan yang berfungsi sebagai supervisor dalam melaksanakan supervisi hendaknya bertumpu pada prinsip supervisi sebagai berikut:
1)    Ilmiah (scientific) yang mencakup unsur-unsur sebagai berikut
a.    Sistematis, yaitu dilaksanakan secara teratur, berencana dan kontinyu.
b.    Objektif artinya data yang didapat berdasarkan pada observasi nyata, bukan tafsiran pribadi.
c.    Menggunakan alat/instrumen yang dapat memberikan informasi sebagai umpan balik untuk mengadakan penilaian terhadap proses belajar mengajar.
2)    Demokratis : Menjunjung tinggi asas musyawarah. Memiliki jiwa kekeluargaan yang kuat, serta sanggup menerima pendapat orang lain
3)    Kooperatif :Seluruh staf sekolah dapat bekerja sama, mengembangkan usaha bersama dalam menciptakan situasi belajar mengajar yang lebih baik.
4)    Konstruktif dan kreatif : Membina inisiatif guru serta mendorongnya untuk aktif menciptakan suasana dimana tiap orang merasa aman dan dapat mengembangkan potensi-potensinya.
Disamping prinsip itu dapat dibedakan juga prinsip positif dan prinsip negatif.
1)    Prinsip positif, yaitu prinsip yang patut kita ikuti
a.    Supervisi harus dilaksanakan secara demokratis dan kooperatif
b.    Supervisi harus kreatif dan konstruktif
c.    Supervisi harus scientific dan efektif
d.    Supervisi harus dapat memberi perasaan aman kepada guru-guru
e.    Supervisi harus berdasarkan kenyataan
f.    Supervisi harus memberi kesempatan kepada guru mengadakan Self Evolution.
2)    Prinsip Negatif, yaitu prinsip yang tidak patut kita ikuti
a.    Seorang supervisor tidak boleh bersifat otoriter
b.    Seorang supervisor tidak boleh mencari kesalahan pada guru-guru
c.    Seorang supervisor bukan inspektur yang ditugaskan memeriksa apakah peraturan dan instruksi yang telah diberikan dilaksanakan dengan baik.
d.    Seorang supervisor tidak boleh menganggap dirinya lebih tinggi dari para guru.
e.    Seorang supervisor tidak boleh terlalu banyak memperhatikan hal kecil dalam cara guru mengajar.
f.    Seorang supervisor tidak boleh lekas kecewa jika mengalami kegagalan.
Bila prinsip-prinsip diatas diterima maka perlu diubah sikap para pemimpin pendidikan yang hanya memaksa bawahannya, menakut-nakuti dan melumpuhkan kreatifitas dari anggota staf. Sikap korektif harus diganti dengan sikap kreatif yaitu sikap yang menciptakan situasi dan relasi dimana orang merasa aman dan tenang untuk mengembangkan kreatifitasnya.

5. Teknik Supervisi Pendidikan

Dalam usaha meningkatkan program sekolah, kepala sekolah sebagai supervisor dapat menggunakan berbagai teknik atau metode supervisi pendidikan. Supervisi dapat dilakukan dengan berbagai cara, dengan tujuan agar apa yang diharapkan bersama dapat tercapai. Teknik supervisi pendidikan berarti suatu cara atau jalan yang digunakan supervisor pendidikan dalam memberikan pelayanan atau bantuan kepada para supervisor.
 Hendyat Soetopo membagi teknik supervisi menjadi empat bagian yaitu: Teknik Kelompok, Teknik Perseorangan, Teknik langsung, dan Teknik Tidak Langsung.  Kemudian Baharuddin Harahap mengemukakan teknik supervisi meliputi : .Teknik Individual, Teknik Kelompok, Teknik Lisan, Teknik Tulisan, Teknik langsung dan Teknik Tak Langsung.  Yang dimaksud dengan teknik perseorangan adalah supervisi yang dilakukan secara individual. Beberapa kegiatan yang akan dilakukan yaitu :
1)    Mengadakan Kunjungan Kelas (Class room Visitation). Ada 3 macam kunjungan kelas:
a.    Kunjungan tanpa diberitahu (unannounced visitation), supervisor tiba-tiba datang kekelas tanpa diberitahu terlebih dahulu.
b.    Kunjungan dengan cara memberitahu terlebih dahulu (announced visitation)
c.    Kunjungan atas undangan
2)    Mengadakan kunjungan observasi (Observation Visit). Ada 2 macam observasi kelas:
a.    Observasi langsung (direck observation)
b.    Observasi tak langsung (indireck observation)
3)    Membimbing guru-guru tentang cara-cara mempelajari pribadi siswa atau mengatasi masalah yang dialami siswa.
4)    Membimbing guru-guru dalam hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan kurikulum sekolah antara lain :
a.    Menyusun program catur wulan/ program semester
b.    Menyusun atau membuat program satuan pelajaran
c.    Mengorganisasi kegiatan-kegiatan pengelolaan kelas
d.    Melaksanakan teknik-teknik evaluasi pengajaran
e.    Menggunakan media dan sumber dalam PBM
f.    Mengorganisasi kegiatan siswa dalam bidang ektrakurikuler, studi tour dan sebagainya.
Sedangkan teknik kelompok adalah suatu cara pelaksanaan program supervisi yang ditujukan pada dua orang atau lebih. Bentuk-bentuk teknik yang bersifat kelompok ini, diantaranya yang paling pokok adalah :
a.    Dengan mengadakan pertemuan atau rapat dengan guru-guru untuk
b.    membicarakan berbagai hal yang berhubungan dengan proses dan hasil belajar siswa.
c.    Mengadakan dan membimbing diskusi kelompok diantara guru-guru bidang studi.
d.    Memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk mengikuti penataran yang
e.    sesuai dengan bidangnya.
f.    Membimbing guru-guru dalam mempraktekkan hasil-hasil penataran yang telah diikuti.
Adapun teknik kelompok diantaranya yang umum dikenal adalah :
a.    Pertemuan orientasi bagi guru baru.
b.    Kepanitiaan
c.    Rapat Guru
d.    Diskusi
e.    Tukar menukar pengalaman (sharing of experience).
f.    Loka Karya (workshop)
g.    Diskusi Panel
h.    Seminar
i.    Simposium.
Teknik langsung adalah teknik yang digunakan secara langsung seperti penyelenggaraan rapat guru, workshop, kunjungan kelas, mengadakan converence. Sedangkan teknik tidak langsung adalah teknik yang dilakukan secara tidak langsung misalnya melalui bulletin board, questioner.
Teknik lisan adalah supervisi yang dilakukan secara tatap muka misalnya, supervisor mendiskusikan hasil observasi yang dilakukan guru, rapat dengan guru membicarakan hasil evaluasi belajar. Sedangkan teknik tulisan adalah supervisi yang dilakukan dengan menggunakan tulisan misalnya dalam kegiatan observasi untuk memperoleh data yang objektif tentang situasi belajar mengajar, supervisi menggunakan alat-alat observasi berbentuk chek-list atau daftar sejumlah pertanyaan (evaluatif chek-list).

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi, Pedoman penyelenggaraan Administrasi pendidikan,(Surabaya : Usaha Nasional, 1981) cet Ke-1.
Baharuddin Harahap, Supervisi Pendidikan, (Jakarta : PT. Ciawi Jaya, 1983).
Burhanuddin, Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan pendidikan (Jakarta : Bumi Aksara, 1994).
Departemen Agama RI Supervisi Madrasah Aliyah (Jakarta : Direktorat Jendral Pembinaan Lembaga Islam Proyek Pembinaan Perguruan Agama Islam Tingkat Menengah 1998).
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, (Jakarta 1998).
Hadari Nawawi, Administrasi pendidikan, (Jakarta : CV. Haji Masagung, 1989). Cet. Ke-1.
Hendiyat Soetopo dan Wasti Soemanto, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, (Jakarta Bumi Aksara, 1998), Cet Ke-2.
Imam Soepandi, Dasar-dasar Administrasi Pendidikan, Universitas Jember Depdikbud Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, (Jakarta : 1998).
N.A. Ametembun, Supervisi Pendidikan Penuntun Para Penilik Pengawas dan Guru-guru (Bandung : Suri, 2000), Edisi ke-5.
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Jakarta : Remaja Rosdakarya,2000).
Oteng Sutisna, Administrasi dan Supervisi Pendidikan Dasar dan Teoritis Untuk Praktek Profesional, (Bandung : Angkasa 1989), Edisi Ke-5.
Parsono, et.al, Landasan Kependidikan, (Jakarta : Universitas Terbuka 1992).
Piet A. Sahertian, Supervisi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta 2000), Cet. Ke-1.
Piet. A. Sahertian dan Frans Mataheru, Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan, (Surabaya :Usaha Nasional, 1981) Cet Ke-1.
Soekarto Indra Fachrudi, Bagaimana Memimpin Sekolah Yang Baik, (Jakarta : Ghalia Indonesia), Cet. Ke-3.
Subari, Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Perbaikan Situasi Belajar Mengajar, (Jakarta :Bumi Aksara, 1994).
Yushak Burhanuddin, Administrasi Pendidikan, (Bandung : CV. Pustaka Setia) cet. Ke-1.
Zakiyah Drajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara 1996), Cet. Ke-3.

1 komentar: