Sabtu, 02 November 2013

Metode Al-Baghdadi

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dalam bahasa Indonesia, kata metode bisa diartikan cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan dan sebagainya). Pengertian metode yang umum ini dapat digunakan pada berbagai objek, baik berhubungan dengan pemikiran maupun penalaran akal, atau menyangkut pekerjaan fisik. Dalam kaitan ini, maka studi tafsir Al Qur’an pun tidak lepas dari metode, yakni suatu cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai pemahaman yang benar tentang apa yang dimaksudkan Allah di dalam ayat-ayat Al Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Di Indonesia kemampuan membaca Al Qur’an masih harus mendapatkan perhatian khusus. Banyak penelitian yang membuktikan minimnya penduduk Indonesia yang mampu membaca Al Quran. Ini sangat ironi karena mayoritas penduduk Indonesia adalah Islam.
Banyak sekali metode-metode yang digunakan dalam proses belajar membaca Al Qur’an, hal ini untuk mempermudah seseorang dalam belajar membaca Al Qur’an. Di antaranya metode Iqra’, Jibril, Baghdadi, Qiro’ati, An Nahdliyah, dan lain sebagainya. Dalam makalah ini kami akan membahas tentang metode Baghdadi.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa Pengertian dari Metode Baghdadi?
2.      Bagaimana Karakteristik Metode baghdadi?

C.    Tujuan
1.      Mengetahui pengertian dari Metode Baghdadi
2.      Mengetahui Karakteristik Metode Baghdadi


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Metode Baghdadi
                  Kata “Metode” berasal dari bahasa Yunani “methodos” yang berarti cara atau jalan.[1]
                  Metode Al baghdady adalah metode tersusun (tarkibiyah). Maksudnya suatu metode yang tersusun secara berurutan dan merupakan sebuah proses ulang atau lebih dikenal dengan sebutan metode alif, ba’, ta’. Metode ini adalah metode yang paling lama muncul dan metode pertama yang berkembang di Indonesia.[2]
                  Metode ini disebut juga dengan metode “eja”, berasal dari Baghdad masa pemerintahan khalifah Bani Abbasiyah. tidak tahu secara jelas dan pasti siapa penyusunnya. Metode ini berkembang secara merata di tanah air lebih dari seabad.

B.   Karakteristik Metode Al Baghdady
Metode Al Baghdadi ini memiliki ciri khas yakni langsung memperkenalkan seluruh huruf-huruf, dan saat huruf-huruf tersebut diberi tanda baca vocal (fathah, kasroh, dlommah- suku kata tersebut dieja mempergunakan istilah aslinya.[3]
Teknik Al Baghdadi dibuat untuk memudahkan setiap lapisan masyarakat mempelajari Al Qur’an. Model bukunya menggunakan sistem Struktur, Analisa dan Sintesis atau SAS, padat dan ringkas serta kreatif melalui penemuan Alat Bantu Mengajar atau ABM yang biasanya disebut alat ketuk.
Alat ketuk ini dipercayai boleh menarik minat siswa untuk belajar Al Qur’an dengan cara yang lebih menyenangkan serta merangsang kreativitas.[4]
Alat Ketuk adalah satu alat bantu mengajar yang bertujuan memberikan kesan yang lebih baik di dalam proses pengajaran dan pembelajaran Al-Quran. Tenik ketukan didapati mampu mendisiplinkan pembaca Al-Quran untuk menguasai bacaan dengan lebih fasih dan tertib serta mampu melahirkan pembaca yang berdisiplin di dalam bacaannya.[5]
Buku metode Al-Baghdady hanya terdiri dari satu jilid dan biasa dikenal dengan sebutan Al-Qur’an kecil atau Turutan. Hanya sayangnya belum ada seorangpun yang mampu mengungkap sejarah penemuan, perkembangan dan metode pembelajaranya secara detail sampai saat ini.
Cara pembelajaran metode ini dimulai dengan mengajarkan huruf hijaiyah, mulai dari alif sampai ya’. Dan pembelajaran tersebut diakhiri dengan membaca juz ‘Amma. Dari sinilah kemudian santri atau anak didik boleh melanjutkan ketingkat yang lebih tinggi yaitu pembelajaran Al-Qur’an besar atau Qaidah Baghdadiyah.
Secara dikdatik, materi-materinya diurutkan dari yang kongkrit ke abstrak, dari yang mudah ke yang sukar, dan dari yang umum sifatnya kepada materi yang terinci (khusus). Secara garis besar, Qa'idah Baghdadiyah memerlukan 17 langkah. 30 huruf hijaiyyah selalu ditampilkan secara utuh dalam tiap langkah. Seolah-olah sejumlah tersebut menjadi tema central dengan berbagai variasi. Variasi dari tiap langkah menimbulkan rasa estetika bagi siswa (enak didengar) karena bunyinya bersajak berirama. Indah dilihat karena penulisan huruf yang sama. Metode ini diajarkan secara klasikal maupun privat.


Cara pembelajaran dengan metode al Baghdadi ini adalah :
a)         Hafalan. Jadi para siswa siswi diharuskan untuk menghafal terhadap materi yang sudah dipelajari pada setiap kali pertemuan. setelah pertemuan berikutnya para siswa untuk menyetorkan hafalannya di depan kelas dan disimak oleh seorang guru.
b)        Dengan mengeja. Jadi setiap kali pertemuan seorang guru menulis dipapan tulis terhadap materi, lalu membacakannya dengan mengeja, siswa-siswi menirukan sehingga terjalin komunikasi antara guru dan murid.
c)         Modul. Para siswa diberi modul untuk dipelajari dan dibaca atau bahkan menulis terhadap materi yang sudah dipelajari .
d)        Tidak Variatif.
e)         Pemberian Contoh yang absolute.
Berkenaan dengan metode al Baghdady ini terdapat kelebihan dan kekurangan dalam proses belajar huruf Al Qur’an.
Adapun keklebihannya antara lain :
1)             Siswa akan mudah dalam belajar karena sebelum diberikan materi, siswa sudah hafal huruf - huruf hijaiyah.
2)             Siswa yang lancar akan cepat melanjutkan pada materi selanjutnya karena tidak menunggu orang lain.
3)             Bahan/materi pelajaran disusun secara sekuensif.
4)             Pola bunyi dan susunan huruf (wazan) disusun secara rapi.
5)             Ketrampilan mengeja yang dikembangkan merupakan daya tarik tersendiri.
6)             Materi tajwid secara mendasar terintegrasi dalam setiap langkah
            Sedangkan kekurangan metode Al Baghdady adalah :
a)      Membutuhkan waktu yang lama karena harus menghafal huruf hijaiyah dan harus dieja.
b)      Siswa kurang aktif karena harus mengikuti guru dalam membaca.
c)      Kurang Variatif karena menggunakan satu jilid saja.
d)     Qa'idah Baghdadiyah yang asli sulit diketahui, karena sudah mengalami beberapa modifikasi kecil.
e)      Penyajian materi terkesan menjemukan.
f)       Penampilan beberapa huruf yang mirip dapat menyulitkan pengalaman siswa.
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
                  Metode Al baghdady adalah metode tersusun (tarkibiyah). Maksudnya suatu metode yang tersusun secara berurutan dan merupakan sebuah proses ulang atau lebih dikenal dengan sebutan metode alif, ba’, ta’. Metode ini adalah metode yang paling lama muncul dan metode pertama yang berkembang di Indonesia.
                  Metode Al Baghdadi ini memiliki ciri khas yakni langsung memperkenalkan seluruh huruf-huruf, dan saat huruf-huruf tersebut diberi tanda baca vocal (fathah, kasroh, dlommah- suku kata tersebut dieja mempergunakan istilah aslinya.
                 



DAFTAR PUSTAKA


Baidan, Nashruddin. Metodologi Penafsiran Al-Qur’an. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. 2005.






[1] Nashruddin Baidan, Metodologi Penafsiran Al Qur’an, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), h. 1.
[2] http://metode-alhidayah.blogspot.com/2009/05/latar-belakang-kelahiran-metode-al.html
[3]http://metode-alhidayah.blogspot.com/2009/05/latar-belakang-kelahiran-metode-al.html
[4]http://www.albaghdaditeknik.com/p/pembelajaran-al-quran-teknik-al.html
[5]http://www.albaghdaditeknik.com/p/alat-pembelajaran.html

3 komentar: